#uncategorized ~ 31 May 2013

Belajar Pengamatan dari sang Master of Observation – Sherlock Holmes


“You see, but you do not observe.”

“The world is full of obvious things which nobody by any chance ever observe.” (Dunia ini penuh dengan hal yang sudah nampak jelas tapi tak seorang pun yang pernah mau mengamati)

Kita semua sedang sibuk belajar pengamatan. Tujuannya jelas: semakin baik pengamatan yang kita lakukan, semakin baik pula kita menguak masalah untuk kemudian dipecahkan. Dunia punya contoh hebat untuk hal itu: Sherlock Holmes, sang detektif fiksi legendaris yang dengan kemampuan observasi dan analisisnya yang luar biasa, hampir tak ada kasus yang tak bisa ia pecahkan. Bagaimana ia bisa memiliki keahlian begitu hebat? Ini trik belajarnya:

1. Buat Latihan Rutin Bulanan atau Harian yang Mendorong Kamu untuk Berhenti dari Kesibukan Rutin dan Mengamati Sesuatu dengan Fokus (Yes, we’re working on it!)

Semua keahlian tak dibentuk dalam satu malam. Sherlock Holmes memiliki kemampuan observasi (dan deduksi) yang luar biasa adalah hasil dari latihan bertahun-tahun dari ribuan kasus. Jika tujuan kita adalah menjadi ahli observasi, maka caranya cuma 1: latihan dan mengulang-ulang kegiatan itu untuk meningkatkan kemampuan.

“Ada banyak kemiripan dalam kasus-kasus kejahatan, dan kalau kau memiliki rinciannya hingga seribu kasus, aneh sekali jika kau tidak bisa mengungkapkan kasus ke-1011.”

(Sherlock Holmes, dalam A Study in Scarlet)

2. Gunakan Catatan Kecil untuk Mendata Amatanmu

Bahkan Sherlock Holmes dan Shinichi Kudo pun harus membawa-bawa catatan kecil dalam setiap kasus. Tujuannya sederhana: detail yang kita temukan jumlahnya bisa tak terbatas, maka dengan mencatat hasil amatan itu akan jauh mempermudah kita untuk menyusun dan mengklasifikasi hasil pengamatan kita (untuk berikutnya dianalisis).

“Jangan pernah percaya pada kesan umum, Watson, tapi fokuskan dirimu pada detail.”

3. Meditasi Ringan Setiap hari

Tujuan meditasi di sini adalah membantu kita untuk fokus, kunci utama dalam sebuah pengamatan. Lakukan meditasi lebih kurang 10 menit perhari, itu sudah cukup untuk meningkatkan kefokusan kita secara signifikan. (Konnikova, penulis Mastermind)

4. Ajukan Semua Kata Tanya yang Kamu Miliki kepada Obyek yang Sedang Kamu Amati

Ketika kita mengamati sesuatu, itu sama halnya ketika kita menginterogasi seseorang, dengan tujuan untuk menggali informasi sebanyak-banyaknya dari obyek itu. Maka tips sederhana ketika melakukan pengamatan adalah ajukan pertanyaan sebanyak mungkin pada obyek yang kamu amati, lalu cari tahu jawabannya dengan mengamati. Pertanyaan itu akan mengarahkan pengamatanmu, menuntunmu pada hal apa yang perlu kamu tahu. Apa? Kenapa? Siapa? Kapan? Di mana? Bagaimana?

5. Hubungkan Data dan Informasi yang Kamu Miliki dengan Apa yang Sedang Kamu Amati

Cara berikutnya adalah gunakan pengetahuan terkait obyek yang sedang kamu amati untuk memperluas variabel pengamatanmu. Ini juga sekaligus mengarahkan proses pengamatanmu untuk hasil yang lebih dalam. Contohnya: kalian tahu jika tubuh manusia (menurut letaknya) terbagi dalam bagian utama organ luar dan organ dalam. Maka kalian akan bertahap mengamati bagian luar kemudian bagian dalam, karena sudah tahu bahwa di dalam tubuh manusia masih ada organ lain. *Mungkin berbeda jika ada alien yang pertama kali mengamati manusia tanpa pernah ada pengalaman pengamatan, maka yang ia amati hanya bagian luarnya saja. 🙂

6. Perkaya Wawasanmu

Wawasan penting untuk (sekali lagi) memperluas variabel pengamatan kita. Contohnya ketika kita diminta untuk mengamati pasien di rumah sakit, tentu apa yang bisa kita amati akan sangat berbeda dengan yang dokter amati. Keterbatasan pengetahuan kita tentang kedokteran membatasi kita dalam menguak hal-hal apa saja yang perlu dan bisa untuk diamati.

Holmes dan Watson sedang melakukan camping trip. Di tengah malam Holmes terbangun dan menyenggol Watson agar bangun. “Watson,” katanya, “Lihatlah ke langit dan katakan padaku apa yang kau lihat.”

“Aku melihat jutaan bintang, Holmes,” kata Watson.

“Dan apa yang bisa kau simpulkan dari itu, Watson?”

Watson berpikir sejenak. “Well,” katanya, “Secara astronomi, itu menunjukkan bahwa di sana ada jutaan galaksi bahkan mungkin miliaran planet. Secara astrologi, aku mengamati bahwa Saturnus sedang berada di rasi Leo. Secara horologi, aku mendeduksi bahwa sekarang mungkin sudah jam 3 lewat seperempat. Secara meteorologi, aku menduga bahwa kita akan menghadapi hari yang cerah besok. Secara teologi, aku melihat bahwa Tuhan sangat berkuasa, sedangkan kita kecil dan tak berarti apa-apa. Uh, dan apa yang bisa kau simpulkan, Holmes?”

“Watson, kau idiot! Seseorang baru saja mencuri tenda kita!”

Sumber: Mastermind – How to Think Like Sherlock Homes

___

Tulisan ini kali pertama diterbitkan pada laman WeSolved.org


Headshot of Al Harkan

Hi, I'm Al, a Data Analyst and Media Researcher based in Indonesia. You can follow me on X/Twitter, see some of my work on GitHub, or connect with me on LinkedIn.